Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia .... Bab 96 Mas Raffi terdiam. Tidak ada kata, tidak ada pergerakan darinya. Mungkinkah dia jatuh pingsan? Aku tidak peduli. Dia pun tidak mempedulikan perasaanku, kesehatan jiwaku, yang tidak baik-baik saja akibat ulahnya. Setiap hari, setiap saat aku selalu merutuki diri ini. Menyesali adanya benih dalam perutku. Rasanya, aku ingin menghilangkan kehamilan ini yang telah menyebabkan masalah datang dalam rumah tanggaku."Jangan bicara seperti itu, Raya. Sampai kapan pun, aku tidak akan mengijinkanmu pergi dan tinggal di sana tanpa aku. Aku di sini, itu artinya kamu pun harus tetap di sini," ujar Mas Raffi dengan suara tegasnya.Aku tidak mempedulikan dia. Dengan meraba-raba sekitar, aku bangun dan berjalan ke kamar mandi. Masa bodoh berapa kali kaki ini terbentur sofa dan lemari saat menuju pintu kamar mandi, aku terus berjalan. Setelah sampai, aku mengguyur tubuhku dengan air dingin. Air mataku mengalir semakin deras seiring air shower yang jatuh membasahi tubuhku."Raya! Jangan mandi malam-ma
|